Dengan modifikasi perilaku yang spesifik diharapkan dapat membantu anak autisme dalam mempelajari perilaku yang diharapkan dan membuang perilaku yang bermasalah.
Dalam suatu penelitian dikatakan, dengan terapi yang intensif selama 1-2 tahun, anak yang masih muda ini dapat berhasil meningkatkan IQ dan fungsi adaptasinya lebih tinggi dibanding kelompok anak yang tidak memperoleh terapi yang intensif. Pada akhir dari terapi, sekitar 42% dapat masuk ke sekolah umum. Agresivitas yang cukup banyak ditemukan pada anak autisme, memerlukan penangan yang spesifik, yakni:
Anak:
a.Ajari keterampilan berkomunikasi (non-verbal).
b.Tingkatkan ketrampilan sosial (dengan peragaan).
Medis
a.Konsultasi endokrinologi: untuk mengatasi agresivitas seksual.
b.Konnsultasi neurologi: untuk menyingkirkan adanya kejang lobus temporalis dan sindrom hipotalamik.
Lingkungan
Lingkungan harus aman, teratur, dan responsif.
Sekolah:
•Periksa prestasi akademik yang diharapkan.
•reaksi dari teman-teman.
•Coba kurangi tuntutan dan perubahan.
•Konsultasi dengan para ahli.
Rumah:
•Bagaimana penerimaan keluarga terhadap anak (orangtua dan saudara-saudaranya).
•Catat tuntutan-tuntutan terhadap anak dan coba kurangi setiap perubahan rutinitas.
•Pembatasan ruang adalah penting.
•Konsultasi dengan para ahli.
Bangkitkan rasa percaya diri pada anak:
a.Bantu anak untuk melatih kontrol diri: stop-lihat-dengar
b.Praktikkan latihan relaksasi: napas dalam atau musik.
c.Ajari mendeteksi bahaya.
Kembangkan pelbagai keterampilan sebagai pengganti agresivitas, seperti keterampilan sosial, berkomunikasi, kerjasama, menggunakan waktu senggang, dan berekreasi.
Kurangi perubahan rutinitas yang mendadak. Hendaknya keluarga mempunyai rencana terhadap apa yang diharap dari anak di rumah:
a.Rutinitas sehari-hari pada pagi hari, sepulang sekolah, dan sore hari.
b.Gunakan gambar-gambar untuk anak non-verbal dan mempunyai fungsi yang lebih rendah.
Bagi anak dengan agresivitas yang berat:
a.Pakai cara istirahat (time out) untuk meredakan dan dapat mengontrol diri lebih baik.
b.Batasi reaksi emosional untuk menjadi agresif dengan berkata `tidak’ atau ‘stop’.
c.Gunakan alat bantu fisik untuk mengontrol anak
d.Koreksi terhadap akibat negatif yang dibuat anak
e.Pengendalian fisik pada agresivitas yang berat dan hilangnya kontrol diri.
f.Pastikan anak mempunyai rutinitas sehari-hari yang teratur.
g.Semua teknik di atas harus digunakan dengan hati-hati dan di bawah supervisi profesional yang telah terlatih.
Teknik pencegahan timbulnya agresivitas:
a.Bina hubungan yang kuat dengan anak
b.Pastikan anak mempunyai rutinitas yang teratur, terutama di rumah
c.Tinjau kembali bermacam tuntutan terhadap anak
d.Bagaimana mengatur perubahan rutinitas (sebelum/sesudah hari libur)
e.Jelaskan dan siapkan anak terhadap perubahan
f.Kurangi suara dan keributan di sekitarnya
g.Buat rencana untuk ‘hari-hari buruk’ dengan memilih suatu tempat yang tenang agar anak lebih tenang.
h.Pergunakan relaksasi dan kontrol diri sebagai cara untuk memberi lebih banyak ketrampilan pada anak
i.rutin dengan anggota tim agar mereka menyadari tanda-tanda agresivitas
j.Supervisi dan ahli jiwa yang terlatih dalam terapi perilaku kognitif
2 komentar:
Pusat terapi anak berkebutuhan khusus Rumah Sahabat Yogyakarta melayani terapi untuk anak-anak autism, ADD, ADHD, Down syndrom, CP dll dengan terapi terpadu, speech therapy, sensori integrasi, behavior therapy, fisioterapi, pendampingan ke sekolah umum, home visit therapy. Beralamat di Jl Perintis Kemerdekaan, Perum Gambiran C 2 UH V Yogyakarta. untuk info lebih lanjut hubungi 0274 8267882
Pusat Terapi dan Tumbuh Kembang Anak (PTTKA) Rumah Sahabat Yogyakarta melayani deteksi dini anak berkebutuhan khusus dengan psikolog, terapi wicara, sensori integrasi, behavior terapi, Renang& musik untuk anak berkebutuhan khusus, terapi terpadu, home visit terapi & program pendampingan ke sekolah umum. informasi lebih lanjut hubungi 0274 8267882
Posting Komentar