03 Juni 2010

Martabak Ayam Mini

Bahan :
10 Lembar Kulit Lumpia, siap pakai
3 butir telur bebek
100 gram kornet ayam
1 buah bawanh bawang bombay, cincang halus
75 gram wortel, iris halus, rebus sebentar
1 batang daun bawang
1 sdt merica bubuk
1 sdm margarin, untuk menumis
1 sdt kaldu ayam bubuk

Cara Membuat :
- panaskan margarin, tumis bawang bombai hingga harum. sisihkan
- kocok lepas telur bebek, campur dengan irisan daun bawang, wortel, kornet ayam, kaldu ayam bubuk dan tumisan bawang bombai. aduk rata
- setelah tercampur rata, taruh pada kulit lumpia, lipat seperti amplop
- goreng dengan api kecil hingga kecoklatan dan kering
- angkat. sajikan hangat.

Resep by Majalah wanita Kartini

Cara Atasi Stress

1. Menulis Diary
menulis membuat kita mengungkapkan segala sesak di dada. Lakukan spontan sesuai yang anda rasakan saat itu.

2. Olahraga
Ratusan penelitian menghasilkan : Olahraga dapat memperbaiki alira darah ke otak, menambah gelombang alfa di otak yang berhubungan dengan ketenangan dan relaksasi, mengurangi tekanan darah, serta mengurangi ketegangan otak.

3. Putar dan Dengar lagu Kesayangan
Bersenandung atau bahkan berdansa dapat menyejukan hati.

4. Tertawa
Tertawa merangsang tubuh untuk memproduksi hormon yang menyebabkan otak mengendur stress. Jadi cobalah tonton fil - film komedi, baca artikel humor dan bergurau bersama keluarga dan tertawalah lepas.

5. Ciptakan Ritual
Ciptakan ritual yang menimbulkan kenyamanan bagi diri anda. Duduk berdua pasangan di waktu - waktu tertentu, membaca novel, menonton film romantis, sempatkan ke pantai sejenak, dan sebagainya.

6. Makan Sehat
Makanan - makanan dengankadar lemak rendah dan karbohidrat tini seperti donat, popcorn, ku - kue kering serta kue dari bahan beras, merangsang zat - zat kimia otak kita yang membantu menurunkan stress.

7. Luangkan Waktu Bersama Sahabat
Bercerita, ngobrol sambil minum kopi atau teh hangat, membuat kita relaks.

8. Matahari Pagi
Luangkan sedikit waktu agar terkena sinar matahari seiap hari.

9. Meditasi
Meditasi mengurangi tekanan darah dan secara dramatis membantu mengurangi tingkatan stress anda.

10. Tidur Siang
waktu 20 menit untuk tidur siang dapat membantu anda merasa segar dan bersemanagt lagi.

Sumber :
Majalah Wanita Kartini
Edisi 26 nov - 10 des 2009

Karbohidrat dalam Diet

Banyak cara menuju langsing, salah satunya dengan melakukan program diet. Banyak ragamnya memang, tapi apa peran karbohidrat sebagai Low carbohydrate diet yang diyakini cukup efektif menurunkan berat badan ?

perlu di kenali beberapa jenis program diet :
1. Diet Golongan darah ( blood type diet ), yang menganjurkan dan menghindari diri dari makanan tertentu sesuai golongan darah

2. Diet Buah, hanya menghalalkan buah - buahan saja. Diet ini kurang dianjurkan, karena memungkinkan tubuh kekurangan bahan bakar protein, sehingga efeknya bisa membahayakan proses kerja organ tubuh.

3. Food Combining didasarkan pada teori bahwa setiap makanan butuh waktu penyerapan berbeda - beda, sehingga perlu diatur kapan mengkonsumsinya agar efeknya positif bagi tubuh.

Ciri Penderita Narcisisstic

Memiliki perasaan bangga yang berlebihan tentang kehebatan atau keunikan dirinya. Misalnya membanggakan kemampuannya, kecantikannya atau bakatnya secara berlebihan. Melebih - lebihkan prestasi yang dicapainya atau memusatkan perhatian berlebih pada permasalahannya.

a. Hanya berfokus pada fantasi tentang sukses, kecemerlangan, kecantikan, atau mendapatkan cinta dari pasangan ideal.
b. Selalu membutuhkan perhatian dan pujian secara terus - menerus
c. Dalam merespon kritik atau kekalahan dapat berupa reaksi marah berlebihan.

Kenali Jadwal Tubuh Membuang Racun

Pada waktu - waktu tertentu, sistem tubuh kita membuang racun didalamnya. Bila kita mengenali jadwalnya, kita dapat memaksimalkan pembuangan racun tersebut. Karena misalnya, tidur terlalu malam atau bangun terlalu siang, bisa mengacaukan proses pembuangan zat - zat tidak berguna. Selain itu, dari tengahmalam hingga pukul 4 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. Sebab itu, tidurlah yang nyenyak dan jangan begadang. Hayo, kita cermati jadwalnya :

1. Malam hari pukul 21.00 - 23.00 adalah waktu pembuangan zat - zat tidak berguna/ beracun ( detoxin ) di bagian sistem antibodi ( kelenjar getah bening ). Selama durasi waktu ini, kita harus dalam suasana tenang atau mendengarkan musik. Jangan sibuk bekerja di waktu - waktu ini.

2. Malam hari pukul 23 - 01 dini hari, terjadi proses detoxin di bagian hati yang berlangsung dalam kondisi tidur pulas.

3. Pukul 01 - 03 dini hari proses detoxin di bagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur.

4. Dini hari pukul 03 - 05, terjadi detoxin di bagian paru - paru. Sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini. Karena pembersihan ( detoxin ) telah mencapai saluran pernafasan, maka tak perlu minum obat batuk agar tidak merintangi proses pembuangan kotoran.

5. Pagi pukul 05 - 07 : detoxin di bagian usus besar, halus, buang air, jangan di tahan - tahan.

6. Pukul 07 - 09 pagi : waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, jadi harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pukul 06.30. Makan pagi sebelum pukul 07.30 sangat baik bagi kesehatan.

Depresi Pada Anak

Anak Anda yang berusia 3 tahun ternyata tidak seriang biasanya, ia tidak ‘ceriwis’ saat pagi tiba, bukan tidak mungkin ia juga menolak untuk makan.
Daripada bercanda bersama saudara-saudaranya, atau menggambar di bukunya, ia cenderung berada di tepi jendela sambil menatap kosong ke luar, mungkinkah seorang balita mengalami depresi?

Seperti kebanyakan orang lainnya, Anda mungkin berasumsi kalau anak pra sekolah terlalu kecil untuk merasa sedih. Tapi ada penelitian terbaru yang menyatakan bahwa depresi klinis itu ternyata tidak mengenal usia. Depresi – bahkan keinginan untuk bunuh diri – sama berpengaruhnya pada balita dan remaja seperti pada orang dewasa.
Para peneliti di Washington University School of Medicine, mengemukakan bahwa anak-anak mengalami symptom depresi yang sama seperti yang sering ditemukan pada orang dewasa, bahkan sama tingkat keparahannya. Menurut the National Mental Health Association, satu dari tiga anak di Amerika menderita depresi. Namun, walaupun sudah berbicara mengenai statistik, depresi tetap merupakan penyakit yang tak terdeteksi dan tak terawat antara anak-anak dan remaja.

Tidak seperti bintik-bintik merah pada penyakit campak, atau hidung yang memerah pada penyakit flu, simptom depresi tidaklah terlalu kongkrit, dan sebagai konsekuensinya, seringkali hal ini tidak terdeteksi oleh orang tua.
Apa sih tanda-tanda depresi kanak-kanak? Apa saja perilaku yang perlu diawasi oleh orang tua? Biasanya anak-anak yang menderita depresi secara persisten selalu terganggu, menarik diri, dan lethargic, kata Dr Elizabeth Rody, direktur medis serta psikiater anak dan remaja untuk Magellan Behavioral Health di New Jersey.
Anak yang depresi juga kehilangan minat untuk melakukan kegiatan yang sebelumnya sangat mereka sukai, sementara simptom lainnya meliputi :
• Tangis terus menerus dan kesedihan persisten
• Kurangnya antusiasme atau motivasi
• Meningkatnya kemarahan
• Kelelahan kronis atau kekurangan energi
• Menarik diri dari keluarga, teman dan aktivitas yang tadinya disukai
• Perubahan kebiasaan makan dan tidur (adanya kenaikan atau penurunan berat tubuh yang terlihat jelas, suka sekali tidur, sulit tidur)
• Keluhan yang sangat sering mengenai masalah fisik, seperti sakit perut atau pusing
• Kurangnya konsentrasi dan suka lupa
• Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan
• Sensitifitas berlebihan sampai penolakan atau kegagalan
• Perkembangan mayor yang tertunda (pada balita – tidak berjalan, berbicara atau mengekspresikan diri )
• Bermain yang melibatkan kekerasan, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, atau dengan tema yang sedih.
• Seringnya muncul pembicaraan mengenai kematian atau bunuh diri.
Tidaklah biasa bagi anak-anak untuk tetap merasa bersedih dari waktu ke waktu. Dengan mengetahui ini, bagaimana orang tua dapat membedakan fluktuasi mood normal dari depresi yang serius? Jawabannya adalah pada durasi dari perilaku depresif tersebut.
Menurut Mental Health: A Report of the Surgeon General, anak-anak depresi mengalami episode depresi yang biasanya bertahan dari tujuh sampai sembilan bulan, meskipun beberapa ahli perkembangan anak yang mengatakan bahwa perilaku depresif yang bertahan lebih dari dua minggu memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Tapi bagaimana pun juga, paling baik adalah untuk membiarkan profesional di bagian kesehatan mental untuk memutuskannya.

Depresi bukanlah satu-satunya alasan adanya perilaku ‘nakal’ anak. Masalah fisiologis, seperti malnutrisi, mononucleosis, alergi dan penyakit lainnya dapat menimbulkan mood yang marah-marah, keletihan dan penarikan diri. Ini mengapa Rody menekankan bahwa orang tua harus membawa anak mereka kepada dokter keluarga terlebih dulu, sebelum membuat janji dengan seorang profesional kesehatan mental.
Bila ternyata anak Anda bukan mengalami masalah kesehatan umum, maka langkah selanjutnya adalah untuk membuat janji dengan psikiater atau psikolog anak dan remaja untuk evaluasi. Sebagai tambahan dari serangkaian tes psikologis dan kerja darah, orang tua juga harus siap untuk me-review seluruh sejarah kesehatan anak.
Meskipun penyebab pasti dari depresi kanak-kanak tidak juga diketahui, penelitian depresi pada orang dewasa menyatakan bahwa tergantung pada predisposisi genetis dan pengaruh lingkungan. "Sebagian dari lingkungan dan genetik," kata Rody. "Bila dibandingkan antara depresi dengan penyakit jantung. Anda dapat memiliki sejarah sakit jantung di keluarga dan pada waktu yang sama Anda tidak menjaga pola hidup Anda. Keduanya mungkin menyebabkan Anda terkena serangan jantung. Depresi juga seperti itu, disebabkan oleh kombinasi kompleks dari berbagai faktor."
Anak-anak yang orang tua atau/dan saudaranya menderita depresi lebih mungkin mengembangkan simptom penyakit ini. Tidak mampu belajar (Learning disabilities), seperti tidak mampu berkonsentrasi/hiperaktif, Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan disleksia juga berkontribusi pada timbulnya depresi kanak-kanak. Faktor lingkungan yang membuat anak-anak berisiko menderita gangguan depresi meliputi pelecehan fisik, seksual, dan verbal, anak yang terlantar dan adanya sejarah pemakaian obat-obatan dalam keluarga.

Perceraian serta kehilangan orang yang dicintai juga dapat menimbulkan emosi yang labil pada anak-anak, tapi tidak selalu merupakan penyebab depresi.
Meskipun anak Anda baru balita, emosinya sangatlah nyata. Para ahli percaya bahwa makin banyak orang tua memberi perhatian pada perasaan anaknya, maka makin baiklah kemampuannya untuk mencari bantuan pada depresi. "Jika anak Anda mengatakan, ‘saya sangat sedih dan ingin lompat dari jendela’, sebaiknya Anda memandang perkataan ini secara serius, " kata Rody memperingatkan.
Tanyakan pada anak Anda hal-hal di bawah ini untuk mengetahui penyebab kesedihan anak Anda :
• Apa yang terjadi hari ini sehingga kamu sangat sedih?
• Apa yang membuat kamu bahagia?
• Apa sih yang kamu cari?
• Apa yang kamu inginkan terjadi padamu?
• Jika kamu dapat mengubah dirimu, apa yang ingin kamu ubah?

Perawatan bagi anak dan remaja yang menderita depresi termasuk kombinasi dari psikoterapi individu dan konseling keluarga. Supaya optimal, menurut Rody, terapi haruslah melibatkan orang tua, saudara dan orang yang penting dalam kehidupan sang anak, seperti guru dan kakek-nenek.
Perawatan lainnya meliputi terapi bermain, evaluasi berkelanjutan dan pada beberapa kasus, menggunakan obat. Obat antidepresi seringkali digunakan untuk merawat kasus depresi menengah. Yang penting juga, belumlah diijinkan untuk memberikan obat antidepresi pada anak di bawah usia 8 tahun (klinik pria/*)

http://www.kapanlagi.com/a/mengatasi-depresi-pada-anak-anak.html

Phobia Sekolah pada Anak

Istilah "phobia" berasal dari kata "phobi" yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.

Phobia dapat dikelompokan secara garis besar dalam tiga bagian, yaitu :

1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain.

2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.

3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.

Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat naiknya, antara lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anak-anak sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas.

Berbagai ciri kepribadian/karakterologis perlu mendapat perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan terjadinya proses pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan sumber rangsangannya memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya dalam keluarga.

Berbagai hal yang berhubungan dengan tugas, kewajiban, peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat ini masih belum jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang ideal bagi anak. Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan membaca, menulis, sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan. Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang (mature, wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah teramat penting.

Lingkungan hidup meliputi rumah, sekolah dan lingkungan sosial, baik secara langsung maupun tak langsung mempengaruhi anak. Lingkungan merupakan sumber stimulasi yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak. Kita semua memahami bahwa sejak seorang anak dilahirkan, sejak saat itu ia peka terhadap berbagai rangsangan dari lingkungan hidupnya, baik dalam arti sempit dalam keluarga, maupun dalam arti luas dengan lingkungan alamnya, akan berpengaruh terhadap kehidupan psikis.

Pada kenyataannya, seringkali dalam keluarga dan lingkungan sekolah, yang seharusnya mendidik dan memberikan pengaruh yang baik pada anak malah sebaliknya terjadi tindak kekerasan pada anak (child abuse) baik fisik maupun psikis yang dilakukan orang orangtua di keluarga atau guru di sekolah. Ini menjadi ancaman serius bagi anak-anak. Kondisi tersebut harus segera diakhiri, sebab perlakuan kasar pada anak berakibat anak juga akan bersikap kasar saat dewasa dan tidak bisa memecahkan persoalan lewat dialog.

Saat ini memang belum ada studi khusus mengenai kekerasan pada anak di sekolah dan rumah tangga. Diperkirakan 50-60% orangtua melakukan child abuse dalam berbagai bentuk. Bentuk child abuse yang sering diterima anak, seperti dijewer, dipukul (deraan fisik) karena anaknya yang dinilai tidak berprestasi di sekolah, kata-kata kasar (bodoh, malas, kamu besok tidak bisa menjadi apa-apa) dan lain-lain. Ini sangat memprihatinkan.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pola pendidikan prasekolah bagi anak. Ini sangat penting, karena pendidikan prasekolah merupakan ajang stimulasi sosial dan mental pada usia dini lewat bermain dan berkawan. Namun, yang terjadi di hampir semua tempat, anak-anak dijadikan robot-robot kecil yang harus menuruti kata pendidiknya atau guru.

Pendidikan prasekolah (play group dan taman kanak-kanak) sering keliru memberikan kurikulum yang sesuai dengan usia anak. Pada umumnya lebih banyak memberi pelajaran membaca, menulis dan berhitung yang membuat anak-anak yang dipaksa belajar terlalu dini yang nanti berakibat anak menjadi school phobia.

Pakar psikologi yang juga Ketua Komisi Perlindungan Anak Dr. Seto Mulyadi, Spi, Msi atau dikenal Kak Seto mengatakan, kurikulum pelajaran yang dikembangkan di Indonesia sering tidak berpihak kepada perkembangan perilaku kecerdasan anak. Kurikulum terlalu padat dan cenderung dijejalkan kepada anak yang seharusnya bisa dirangsang kreatifitasnya sesuai potensi unggul yang dimilikinya. Perlu dipahami anak memiliki batas-batas perkembangan kecerdasan, sehingga kalau dipaksakan menerima suatu pelajaran yang tidak sesuai kreatifitasnya, maka bisa menimbulkan dampak buruk bagi si anak. Akibatnya anak bisa stress dan tidak bahagia.

Dunia anak adalah dunia bermain yang sangat indah baginya, oleh karena itu, dalam proses mendidik anak itu juga harus dilakukan secara bermain dengan santai dan akrab. Jangan mendidik anak-anak secara formal sebab itu bisa bertentangan perkembangan perilaku kecerdasan anak. Pada dasarnya semua anak itu adalah cerdas. Jika anak tidak pandai matematika tidak bisa dikatakan bodoh, tetapi ia cerdas di bidang lain seperti bermain musik karena memang potensi unggulnya di bidang itu. Dan ini bisa kita lihat mereka yang sukses itu adalah orang-orang yang cerdas di bidangnya masing-masing. Jadi sebenarnya anak itu bukan tidak cerdas, tetapi karena sistem pendidikan yang keliru kemudian berakibat pada school phobia pada anak-anak.

Jenis-jenis phobia yang lainnya diantaranya :
1. Ablutophobia = takut mandi
2. Anthrophobia = takut dengan bunga
3. Arithmophobia = takut melihat angka
4. Bibliophobia = takut membaca buku
5. Bromidrosiphobia = pusing mencium bau badan
6. Caligynephobia = tidak pede bertemu wanita cantik
7. Catoptrophobia = takut melihat bayangan di cermin
8. Chrometophobia = takut punya uang
9. Chaetophobia = ngeri dengan rambut
10. Chronomentrophobia = takut dengan jam
11. Cibophobia = takut dengan makanan
12. Geliophobia = seram mendengar tertawa
13. Graphophobia = takut melihat tulisan
14. heliophobia = takut matahari
15. Lachanophobia = takut makan sayuran
16. Melophobia = Takut mendengar musik
17. Ommetaphobia = takut melihat mata
18. apyrophobia = takut dengan kertas
19. Peladophobia = takut melihat orang botak
20. Pluviophobia = takut dengan hujan
21. Pogonophobia = takut dengan jenggot
22. Scolionophobia = takut pergi ke sekolah
23. Soceraphobia - takut dengan mertua
24. Triskadekaphobia = takut dengan angka 13
25. Vestiphobia = tidak mau pakai baju
26. dan lain-lain.

http://www.jawaban.com/index.php/relationship/detail/id/93/news/071213094248/limit/0/