22 Mei 2012

Analisis Expert System mengenai Jenis Penyakit THT dan Gejala-gejalanya

Analisis :

Dalam Expert system ini, kita akan menganalisis jenis penyakit THT beserta gejala-gejalnya. Disini terdapat 23 jenis penyakit THT dan 38 gejala-gejalanya. Untuk mempermudah input maka dibuat lah 23 jenis penyakit tersebut dalam penjabaran alphabet yang berkisar dari A sampai dengan W. 23 jenis penyakit yang di jabarkan secara berurutan yaitu : contract ulcers, abses parafaringeal, abses peritonsiler, barotitis media, deviasi septum, faringitis, kanker laring, kanker leher dan kepala, kanker leher metastatik, kanker nasofaring, kanker tonsil, laryngitis, neuronitis vestibularis, osteosklerosis, otitis media akut, meniere, tonsillitis, tumor syaraf pendengaran, vertigo postular, sinusitis maksilaris, sinusitis frontalis, sinusitis etmoidalis, dan sinusitis sfenoidalis. Sebagai contoh penyakit faringitis (F) mempunyai gejala: demam, nyeri saat bicara atau menelan, nyeri tenggorokan, nyeri leher dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Untuk mengindikasi penyakit apa yang di derita pasien maka di lakukan wawancara dengan pasien tentang gejala-gejala dari 38 gejala yang di jabarkan melalui tabel. Untuk mendapatkan jenis penyakit yang di derita pasien dari 23 jenis penyakit THT dan 38 gejalanya di jabarkan dengan melalui tabel dan di isi dengan tanda ceklis (√).
Pengembangan sebuah sistem pakar dapat dilakukan dengan 2 cara. Cara pertama adalah dengan membangun sendiri semua komponen di atas, sedangkan cara kedua adalah dengan memakai semua komponen yang sudah ada, kecuali isi basis pengetahuan. Penggunaan cara kedua disebut sebagai membangun sistem pakar dengan shell. E2gLite adalah sebuah shell sistem pakar yang dikembangkan oleh Expertise2Go yang berbasis internet dan dilengkapi applet Java. E2gLite memberikan kemudahan dalam hal pembangunan sistem pakar serta pelaksanaan konsultasi oleh pengguna. Basis pengetahuan berupa file teks yang berisi fakta dan aturan yang dapat dibuat dengan editor teks dan disimpan sebagai file *.kb, sedangkan pengguna cukup menggunakan browser umum yang memiliki fitur Java seperti Netscape Navigator dan Internet Explorer. Jika Internet Explorer yang terinstall tidak mempunyai fitur Java, dapat ditambah dengan menginstall Microsoft Virtual Machine Proxy Server.
Kelebihan e2gLite terletak pada kemudahan akses dan penggunaannya. Kemudahan akses, karena e2gLite yang berisi applet Java dan basis pengetahuan dapat didownload ke browser pengguna. Kemudahan penggunaan, karena suatu applet Java sangat mudah untuk diikutsertakan di dalam sebuah halaman web sebagai objek grafis, dan dapat disisipkan kedalam sebuah sel dalam tabel HTML untuk memfasilitasi pengaturan halaman secara fleksibel serta integrasi sistem pakar dengan halaman web yang lain. Namun demikian e2gLite juga memiliki kekurangan, antara lain waktu startup yang lama, sehingga lebih cocok untuk system pakar berskala kecil dengan basis pengetahuan yang mengandung kurang dari 100 aturan. Kekurangan kedua, adalah basis pengetahuan yang berupa file teks dapat dibaca oleh siapapun karena bersifat publik atau dapat diakses oleh siapapun.
Kesimpulan :
Expert system dapat memudahkan user untuk dapat mempersingkat waktu pengindikasian jenis penyakit yang di derita oleh pasien THT hanya dengan menceklis gejala yang terdiri dari 38 gejala dan akan keluar jenis penyakit THT apa yang di derita oleh pasien.
Sumber : http://www.scribd.com/doc/46752107/MAKALAH-Sistem-Pakar 

11 April 2012

Gambaran pekerjaan di bidang psikologi yang menggunakan komputer sebagai media


Zaman semakin hari semakin berkembang dengan pesatnya, saking pesatnya banyak ilmu-ilmu pengetahuan yang bermunculan yang membawa efek positif untuk manusia. Ilmu yang sedang berkembang dengan pesat yaitu teknologi komputer, banyak orang yang menggunakan komputer sebagai media pembelajaran atau alat utama guna mempermudah pekerjaan mereka. Komputer terdiri dari software, hardware dan brainware. Dimana brainware adalah pengguna dari komputer yaitu manusia. Manusia menggunakan komputer untuk membantu pekerjaan dalam bidang yang mereka geluti. Semua bidang pekerjaan sebagian bahkan hampir semua menggunakan komputer, tidak lain dalam bidang psikologi. Salah satu pengguna dalam bidang psikologi adalah konselor.
Konselor sebagai brainware dalam penggunaan komputer, maka konselor dituntut untuk menguasai komputer sekurang-kurangnya tentang penggunaan software dalam komputer. Dengan menguasai komputer dan komputer berbasis internet, konselor dapat mempermudah perkerjaan profesinya.
Dalam mengolah data konselor juga perlu menggunakan komputer untuk memasukan, mengolah, dan menyimpan data konseli dan data lainnya sebagai pendukung jalannya suatu layanan Bimbingan dan Konseling. Komputer dapat membantu konselor dalam melakukan assesmen terhadap proses konseling, seperti ITP (Inventori Tugas Perkembangan) dan ATP (Analisis Tugas Perkembangan).
Pada layanan konseling juga terdapat teknologi komputer yang berbasis internet untuk malakukan konseling dengan konseli. Cyber Counseling, E–counseling, chatting, videocall, dan voice call merupakan bentuk aplikasi yang dapat membantu konselor dalam proses konseling. Aplikasi ini juga merupakan proses pemberian bantuan juga tetapi dengan cara yang lebih modern selain melakukan pertemuan dengan konseli secara langsung. Aplikasi yang mempermudah jalannya konseling ini merupakan cara yang baru dalam berkomunikasi secara lebih mudah dengan konseli, tetapi konseling yang menggunakan teknologi ini bukan berarti menggantikan cara konseling konvensional (face to face). Hanya saja ini merupakan salah satu cara untuk mengatasi kendala yang sering menjadi hambatan bagi proses konseling konvensional, seperti masalah waktu yang tidak tersedia dan jarak yang memisahkan.
Ada pula Computer Assisted Counseling (CAC), yaitu software atau aplikasi konseling mandiri yang membantu konseli untuk mudah mendapatkan penyelesaian masalah yang dialami meskipun tidak perlu bertemu dengan konselor. Walaupun demikian, tetap saja konseling yang dilakukan secara face to face lebih mengena dan CAC tidak dapat menggantikan fungsi dari konseling konvensional itu sendiri, CAC hanya mengambil sedikit peran konseling konvensional agar bertambah efektif dan efesien. Jika konseli berada dalam keadaan darurat dan tidak ada konselor pada saat itu maka CAC dapat berperan dalam membantu konseling.
Dengan internet juga konselor dapat berkomunikasi sesama konselor, dapat mencari informasi dan menyebarkannya dengan cepat dan mudah, dapat mengetahui perkembangan zaman dan pergaulan konseli (peserta didik), dapat melakukan pendekatan terhadap konseli (peserta didik).
Jadi, komputer merupakan sarana kerja BK yang cukup efektif dan penting. Mulai dari pengolahan data hingga melakukan cyber counseling dapat dilakukan jika konselor dapat menguasai komputer dan komputer berbasis internet.

Referensi :