27 November 2010

Need Time For Introduce of Love


Perkenalan yang indah dan menyenangkan, awal perkenalan yang baik dengan dirinya…  Sassa dan Reko adalah teman baru yang sama sama ingin menambah banyak teman dengan media dunia maya ataupun dunia nyata. Pertemanan yang dimulai dari dunia maya mungkin akan membuat sedikit kerepotan dikarenakan bentuk wajah yag tidak konkrit karena biasanya kita hanya dapat melihat foto yang ada di salah satu jejaring sosial saja yang belum tentu juga itu foto aslinya. Hehehe….
Suatu saat juga pasti salah satu dari mereka akan mengajak untuk bertemu langsung yang dalam bahasa inggris gaulnya adalah face to face, butuh waktu untuk menyiapkan diri untuk bertemu secara langsung karena tidak jarang, banyak sekali orang yang kecewa bahkan tidak mau kenal lagi dengan teman dunia maya nya karena tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan dibayang – bayangkan selama ini.
Sassa dan Reko adalah salah satu dari sekian banyak pengguna situs jejaring sosial yang mungkin memanfaatkan media dunia maya untuk menambah teman, setelah dekat untuk beberapa bulan, akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu secara langsung. Pertemuan itu pun berlanjut karena tidak ada kekecewaan diantara mereka, malah semakin hari mereka semakin dekat. Sampai akhirnya Reko merasa nyaman dan mengatakan cintanya kepada Sassa, pada saat itu Sassa belum merasa yakin kepada Reko karena selama mereka dekat Reko selalu bercerita tentang masa lalunya dan itu adalah hal yang baik menurut Sassa akan tetapi pada saat itu waktu yang tidak mendukung karena Reko baru saja memutuskan hubungan kedekatannya dengan seorang perempuan yang sudah menemaninya dari Sekolah Menengah Atas ( SMA ) sampai Reko mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan swasta di daerah Jakarta. Pernyataan yang reko ungkapkan kepada sassa dijawab oleh sassa dengan berteman dan hanya menjadi kakak – adik alasan utamanya adalah Reko yang masih harus menjalankan atau melupakan sosok mantan terindahnya yang baru diputuskannya beberapa hari, Sassa hanya ingin butuh waktu yang lebih lama untuk dapat mengenal reko lebih dalam dan Sassa pun tidak ingin dirinya di jadikan pelampiasan sesaat oleh Reko. Hubungan yang di jalankan dalam jangka waktu lama tidaklah mudah untuk dilupakan karena semua kenangan yang telah dijalani akan terkenang kembali, dan Sassa yakin itu.
Jawaban yang di berikan Sassa kepada Reko ternyata membuat Reko menjadi kecewa, karena Reko telah berharap banyak kepada Sassa tentang perasaannya, tentang kenyamanannya bersama Sassa. Padahal di sisi lain Sassa yang pada itu pula sebenarnya memiliki rasa yang sama dengan Reko akan tetapi Sassa butuh waktu dan kenyataannya adalah Reko tidak bisa menunggu lama setelah kecewa dengan jawaban Sassa, selang beberapa hari Reko sudah memiliki kekasih baru. Semua berjalan begitu saja dan semua terasa sangat menyakitkan karena Sassa telah membohongi dirinya sendiri atas semua kemunafikan perasaannya untuk Reko. Akan tetapi di sisi lain Sassa sangat berterima kasih kepada Reko karena telah mengajarkannya untuk tidak munafik dan tidak membohongi dirinya sendiri, jika Reko tidak melakukan ini maka Sassa tidak akan tahu bahwa yang ia lakukan adalah suatu kesalahan. Belajar dari kesalahan adalah suatu hal yang baik karena dengan begitu kita akan tahu dan akan menambah pemahaman diri kita dan tentunya kita tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi untuk yang kedua atau kesekian kalinya.


“ Special Thx for sw3etdreamboys “ 
^_^

  

Kehidupan Baru untuk Korban Bencana Alam

Seperti kita ketahui akhir-akhir ini banyak sekali bencana yang menimpa negeri kita tercinta. Ada banjir bandang di Wasior, tsunami di Mentawai, dan juga meletusnya gunung Merapi yang memakan banyak korban jiwa serta menghancurkan banyak rumah warga dan fasilitas umum. Beberapa faktor penyebab terjadinya bencana-bencana tersebut adalah rusaknya alat pendeteksi pemantau bencana, human error, juga faktor alam.
Dikutip dari tempointerkatif.com gunung merapi mengalami uninterrupted eruption atau erupsi tak terputus pada tahun 2010 ini. Erupsi yang bersifat ekspolif 26 Oktober lalu mengalami jeda, tetapi mulai rabu (3/11) erupsi terjadi terus-menerus hingga sabtu (6/11).
Erupsi mengakibatkan jatuhnya korban jiwa yang cukup menyulitkan para relawan untuk melakukan evakuasi terhadap jenazah yang tertimbun abu vulkanik merapi. Tidak hanya itu pengevakuasian terhadap korban di Mentawai pun terhambat karena sulitnya menjangkau daerah yang diluluhlantahkan oleh tsunami tersebut.
Data yang kami dapat menyatakan bahwa dari bencana-bencana tersebut penanganan akan korban-korban jiwa sangatlah lambat. Hal ini dikarenakan keterbatasannya alat bantu dan tim evakuasi. Keterbatasan-keterbatasan ini juga dipicu dari kurangya perhatian dari pemerintah yang bersangkutan.
Menurut kami, ketika status waspada diinformasikan. Antisipasi pertama seharusnya dilakukan sejak awal diumumkannya batas aman. Batas aman yang ditentukan seharusnya sejauh mungkin dari puncak gunung Merapi. Penanganan yang baik adalah penanganan yang tanggap darurat. Maksudnya, baik pemerintah setempat, tim evakuasi dan alat pemantau berjalan beriringan dengan baik sehingga jatuhnya korban jiwa dapat diminimalisir. Penanganan juga dilakukan di tempat pengungsian para korban bencana merapi contoh penanganannya adalah dengan menyediakan pengungsian yang layak seperti tersedianya MCK, selimut, makanan yang bergizi, baju layak pakai, pembalut, pakaian dalam, popok untuk anak-anak dan dewasa dan susu untuk bayi, obat- obatan dan tersedianya penanganan secara medis bagi korban merapi. Tempat pengungsian yang layak menurut kelompok kami adalah jika wanita dan anak – anak di bedakan  dengan laki – laki dewasa agar tidak terjadi hal – hal yang tidak di inginkan misalnya pelecehan seksual terhadap wanita dan anak – anak. Penanganan secara psikologis juga sangat diperlukan bagi para korban bencana merapi. Fungsi penanganan secara psikologis adalah untuk memberikan motivasi kepada mereka bahwa hidup harus terus berjalan, fungsi selanjutnya adalah berguna untuk menghilangkan trauma mendalam terutama pada anak – anak dan wanita. Contoh penanganan untuk anak –anak seperti mengajak bermain agar mereka merasa terhibur. Penanganan untuk orang dewasa seperti mendengarkan keluh kesah mereka, bersikap empati (mengerti dan memahami keadaan mereka).
Pengertian relokasi menurut kami terbagi menjadi dua yaitu pembangunan kembali di daerah atau tempat tinggal asal dengan catatan bahwa tempat tinggal tersebut dinyatakan aman kembali dan pemindahan di tempat tinggal yang baru dengan melihat bagaimana masyarakat Merapi, Mentawai dan Wasior mampu beradaptasi dengan situasi yang baru dan kelayakan kehidupan (pekerjaan dan pendidikan).
“Pemerintah akan mengalami kesulitan untuk memindahkan seluruh mayarakat di lereng Merapi karena ada keterikatan emosional yang kuat diantara mereka dengan gunung merapi. Bagaimana caranya memindahkan orang yang sudah turun menurun tinggal didaerah tersebut. Mereka akan mencari makan di lereng Merapi. Perlu kearifan lokal dan harus melibatkan tokoh masyarakat jika pemerintah terus memaksakan kehendaknya untuk melakukan relokasi terhadap masyarakat di Lereng Merapi. Selain tindakan tegas pemerintah juga harus melibatkan tokoh yang disegani di masyarajkat di sekitar lereng merapi agar mereka mau dipindahkan. Dan pemerintah juga harus memberikan kompensasi yang jelas tidak mengubar janji terus menerus” tutur Ketua Umum DPP LDII, Prof.Dr.KH Abdullah Syam yang dikutip dalam republika.co.id.
Dari kutipan diatas kami menyimpulkan bahwa untuk pengrelokasian korban Mentawai dilakukan di daerah pantai namun, dengan jarak yang tidak terlalu dekat dengan bibir pantai karena kehidupan mereka yang sebagian besar adalah bermata pencaharian sebagai nelayan dengan menyediakan fasilitas atau peralatan yang biasa mereka gunakan. Sedangkan untuk pengrelokasian terhadap korban merapi yaitu tetap membangun pemukiman di tempat tinggal awal karena mereka memiliki suatu kebiasaan atau adat istiadat serta keterikatan psikologis yang tidak dapat dipisahkan dari merapi. Pemukiman yang di bangun semestinya sesuai dengan keadaan dan kondisi mereka. Pengrelokasian ini juga hendakya memperhatikan keberfungsian alat pemantau bencana agar setidaknya mengurangi jatuhnya korban jiwa. Pembangunan kepercayaan diri serta motivasi juga sangat diperlukan agar mereka mau bangkit untuk melanjutkan hidup.





Nama Kelompok : 

  • Aryanti ( 10508250 )
  • Irma Retno Juwika ( 10508113 )
  • Nani Yuliani ( 10508149 )
  • Regian Amanah R ( 10508256 )
  • Siti Lini Falihah ( 10508212 )