Menurut Budiman(Kompas, 26-9-2000), peningkatan kasus autisme belakangan ini, selain karena faktor kondisi dalam rahim seperti terkena virus toksoplamosis, sitomegalovirus, rubella atau herpes, dan faktor herediter, juga diduga karena pengaruh zat-zat beracun. Misalnya timah hitam (Pb) dari knalpot kendaraan, cerobong pabrik, cat tembok; kadmium (Cd) dari batu batere; serta air raksa (Hg) yang juga digunakan untuk menjinakkan kuman untuk imunisasi. Demikian pula pula antibiotik yang memusnahkan hampir semua kuman baik dan buruk di saluran pencernaan, sehingga jamur merajalela di usus. Logam-logam berat yang menumpuk di tubuh wanita dewasa masuk ke janin lewat demineralisasi tulang, dan tersalur ke bayi melalui ASI.
Stephen Edelson, MD (Majalah Nirmala, Juni 2001) yang melakukan penelitian pada 1998 terhadap 56 anak autisme, menemukan bahwa 95% dari mereka dalam darahnya ditemukan satu atau lebih racun bahan kimia pada tingkat yang cukup tinggi, melampaui batas maksimum rata-rata orang dewasa dalam keadaan sehat. Selain itu, 100% dari mereka mengandung satu atau lebih metal seperti air raksa (merkuri) dan timah dalam tingkat yang tinggi, yang merupakan racun yang dapat menyerang sistem otak.
Kecurigaan peran Hg pada kejadian autisme dikemukakan pula oleh Dr. Bernard Rimland dari Autism Research Institution San Diego, yang berbicara ke Senat AS tentang hal ini. Hasil analisis mineral rambut anak penderita autisme menunjukkan kadar Pb dan Hg yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar